Pernahkah di masa kecil anda sewaktu malam, terjebak dalam mimpi buruk sendiri? Berada
dalam suatu rumah yang terasa asing bagi anda? Sebuah rumah yang muram, mencekam,
dipenuhi lorong lorong tak berujung dan dinding rapuh yang terbisu. Dan di saat anda sedang berkelit dari ketakutan
akan rumah tersebut, ternyata ada bahaya yang lebih mengancam dari rumah itu,
yaitu penghuni psikopat yang siap meneror siapa saja yang memasuki rumahnya
tanpa izin.
Semua rasa takut yang hanya tersetting di kepala ini bisa kita rasakan secara nyata dalam sebuah film thriller action berjudul
Don’t Breathe. Bukan, ini bukan cerita kebangkitan Freddy Krueger yang
merealisasikan teror alam mimpi anda. Film ini berkisah tentang tiga maling
amatiran yang menjadikan rumah berpenghuni seorang kakek veteran perang Amerika
yang sudah buta bernama Norman(Stephen Lang) sebagai target mereka. Operasi pembobolan rumah yang
diperkirakan akan mudah justru berubah menjadi ajang pembantaian seorang kakek
yang tidak akan membiarkan ketiga maling itu keluar rumah hidup hidup. Di
samping permainan petak umpet berdarah selama 88 menit, ternyata ada rahasia terselubung
dibalik semua yang tak sengaja terungkap oleh komplotan maling itu.
Sesuai dengan judul,
Don’t Breathe benar-benar memberikan sedikit ruang dan waktu buat kita
bernapas. Intensitas yang ditumpahkan sepanjang film memaksa adrenalin kita terus
terpacu,dengan terus mencengkeram kursi bioskop, menerka-nerka apa yang
selanjutnya terjadi. Menebak apa lagi yang akan dilakukan si kakek buta dengan
segala intrik di dalam rumah itu. Dan asa yang semakin memudar bagi si maling
untuk dapat kabur dengan selamat dari situ. Semua kegilaan yang terangkum dalam
satu setengah jam thriller yang tak hanya membuat kita sesak napas mengikuti
irama filmnya, tapi juga membuat kita tersenyum bahagia saat keluar bioskop.
Sebuah paket lengkap film horror bagus
yang seharusnya memang seperti itu. Akting yang ditampilkan setiap pemeran juga
sangat total dan on point. Tergambar jelas dari bagaimana setiap pemainnya
menghadapi maut yang terus mengintai, dan di satu scene ketika penerangan rumah
dipadamkan, setiap aktor benar-benar melakukan semuanya di kegelapan, terlihat
dari mimik yang gelisah serta pupil mata yang membesar. Di awal film sang
sutradara, Fede Alvarez dengan jenius membawa penonton mengira bahwa sosok yang
menjadi antagonis film adalah sebuah makhluk tak kasat mata. Nyatanya, hanya butuh
seorang lansia cacat untuk bisa
menciptakan teror yang efektif. Tidak
perlu obral penampakan setan untuk menimbulkan kengerian yang berlebih. Dengan
formula itulah, Don’t Breathe menciptakan kegilaannya untuk meledakkan kepala
seisi bioskop. Saya bahkan tak ingat kapan terakhir kali saya menonton film
horor segirang ini, The Conjuring 2 pun tidak.
Hai Bams, saya menominasikan blog anda dalam The Sunshine Blogger Awards 2016.
ReplyDeleteSilahkan kunjungi link berikut: https://jengkelinih.wordpress.com/2016/09/07/the-sunshine-blogger-awards-2016/
Good luck^^ - Radira -
wah?? makasi ya:)
DeleteIh mau nonton belum sempat. Oke. Huhu.
ReplyDeleteTonton ajaa masi ada ko kayanya di bioskop hehe
DeleteIh aku mau nonton ini juga habis baca reviewmu
ReplyDeleteiya
Delete