foto: getarguitar.com
Tak terasa, satu jam lebih berlalu. Confetti ditembakkan ke
udara, membumbungkan asa dan mengurai suka cita seluruh penonton yang hadir di
situ. Sejenak, air mata tertumpah dari sang drummer yang bermain dengan liar
dan ganas malam itu. Satu per satu penunggang badai itu saling merangkul,
berpelukan, dan dengan satu komando yang panjang, mereka mengucapkan salam terakhir
ke penonton. Dengan itu, malam yang gila itupun berakhir sudah.
Setahun sebelum malam itu, Barasuara belumlah setenar sekarang.
Meskipun jam terbangnya sudah tinggi, mereka belum punya satupun rilisan
resmi. Barasuara masih terkekang sebagai embrio superstar dalam diri kelima
orang yang sudah kenyang asam garam dunia musik tanah air. Embrio itu terus
bergolak, berontak merobek semua dinding penghalang zona nyaman yang
membelenggu, dan mereka terus bermain dengan lengkingan syair demi syair
bernafaskan api dan lentera yang membakar peluh setiap penonton yang hadir. Hingga detik ini, energi itu tak
pernah berpudar, tetap dengan semangat yang menyala, hingga Konser Taifun di
Jakarta digulirkan semalam, 15 Mei 2016.
foto: hot.detik.com
Gudang Sarinah menjadi saksi bisu konser penutupan itu. Dinding-dinding
yang sudah tampak rapuh masih cukup kokoh rupanya untuk menahan gejolak dan
jingkrakan ratusan penonton yang hadir. Open gatenya sendiri dimulai pukul
tujuh kurang, molor hampir sejam dari jadwal semula. Antrian sudah mengular
sampai keluar venue. Setelah menunggu beberapa saat, barulah satu persatu
personel naik ke atas panggung. Dan segeralah intro ‘Mengunci Ingatan’ mengalun
pelan menyesuaikan dengan flow penonton. Lalu berturut turut ‘Hagia’ dan ‘Taifun
‘, yang diiringi nyanyian kompak seluruh penonton yang hadir. Sungguh suatu
pemandangan yang sangat emosional. Lantunan ‘Seperti kami pun mengampuni, yang bersalah kepada kami’ menggema dengan megahnya dalam ruangan.
Enrico, adiknya Marco Steffiano kembali diundang untuk
membantu kakaknya menggebuk drum. Belum lagi ditambah kolaborasi saxofonis
Denny Julio, Thomas Pratomo, Harley Korompis
di lagu ‘Menunggang Badai’ yang bertempo upbeat, semakin membakar energi
penonton maupun Barasuara sendiri yang semakin liar menggenjot tempo. Iga Massardi sendiri cukup komunikatif dengan
penonton. Dia memerintahkan penonton untuk terus bernyanyi dan menari, ‘Barasuara
adalah kalian, kalian adalah Barasuara!’ Sesekali pula dia memberikan lip
service kepada penonton, seperti turun ke barisan penonton dan bernyanyi
bersama. Gerald Situmorang yang jenaka pun terus menghibur penonton dengan
tingkah lakunya yang konyol. Seperti saat dia membacakan secarik pesan yang dilempar
dari penonton yang isinya, ‘Bang Ge, ditunggu di kosan aku malam ini ya!’ dia
menanggapinya dengan membuka baju yang langsung disambut gelak tawa penonton.
Beberapa kali dia juga memainkan solo seperti yang dia lakukan sudah sudah.
foto: kanaltigapuluh.info
Namun salah satu momen paling menarik malam itu ialah ketika
Barasuara memainkan lagu barunya berjudul ‘Samara’. Iga Massardi bilang bahwa
dia khusus menciptakan Samara untuk tour Taifun ini. Sebuah lagu yang masih
tipikal dengan kebanyakan lagu bertempo cepat di album Taifun. Masih tetap diiringi
oleh trio pemain alat tiup, Samara terdengar sangat menjanjikan untuk dijadikan
single berikutnya dari Barasuara.
foto: twitter @geraldhiras
Setelah ‘Bahas Bahasa’ usai dibawakan, tiba saatnya Barasuara
untuk undur diri dan mengakhiri konser tur Taifun di enam kota Indonesia.
Sebagai ritual wajib di setiap konser tunggalnya, Iga dan Gerald menjatuhkan
diri ke penonton dan membiarkan tubuhnya diterbangkan dan diombang-ambingkan di
udara. Di sisi lain, Marco sempat menitikkan air matanya saat berpelukan dengan
semua personel dan kru Barasuara. Sesaat kemudian, momen yang mengharukan itu
tiba saat semua personel termasuk kru Barasuara membentuk satu barisan
menghadap penonton dan mengucapkan salam perpisahan. Tepuk tangan dan riuh penonton mengiringi perjalanan Barasuara ke belakang panggung, dan saat yang
bersamaan Konser Final Taifun pun resmi berakhir.
Malam yang tak akan pernah sama dengan
malam malam setelahnya.
0 komentar:
Post a Comment