Inilah yang terjadi
di dunia permusikan Indonesia, khususnya yang mengambil jalur independen, saat ini. Band-band yang
notabene baru muncul beberapa tahun terakhir dan pastinya dengan budget
terbatas kini berani menetapkan standar tinggi untuk pertunjukan musik tunggalnya.
Baik dari segi venuenya maupun dari segi kemewahan pertunjukan itu sendiri. Contohlah,
Efek Rumah Kaca di konser Sinestesia kemarin. Lalu ada Barasuara di Konser
Taifun. Dan mereka tidak salah, karena konser itu sukses menarik banyak
penggemar baru.
Inilah yang dibuktikan Silampukau Rabu kemarin. Dinding-dinding bisu di Teater Kecil Taman
Ismail Marzuki menjadi saksi bagaimana Silampukau berhasil memukau ratusan
penonton dan kesederhanaannya dalam membawa pesan bagi ibukota.
cnnindonesia.com
Dalam mini konsernya yang bertajuk
Bermain di Cikini bersama teman-teman hari Rabu, 30 Maret lalu, Silampukau
menunjukkan bahwa skena indie Indonesia sudah maju dengan pesat.
Dimulai dari venue yang tergolong sangat mewah untuk band dari
Surabaya yang serba sederhana ini, yaitu di Teater Kecil Taman Ismail
Marzuki. Lalu ditunjukkan dengan pertunjukan itu sendiri yang
dipersiapkan dengan sangat matang, dengan banyak personil tambahan
dari teman-teman Silampukau sendiri. Dan satu lagi yang menarik,
pertunjukan dimulai tepat waktu, jam 8 malam pas. Panitia Bermain di
Cikini telah bekerja dengan sangat profesional. Satu kredit khusus
lagi untuk Silampukau.
Pertunjukkan dimulai dengan presentasi
singkat tentang Silampukau dari Felix Dass, sang ketua panitia.
Singkatnya, dia membicarakan tentang kejujuran dari lirik-lirik
Silampukau, pandangan mereka tentang wajah kota Surabaya yang uniknya
sama dengan apa yang dihadapi Ibu Kota, serta alasan-alasan kenapa
Silampukau layak untuk mengadakan pertunjukan disini.
Setelah Felix selesai dengan
presentasinya, dia mengakhirinya dengan ‘Selamat Menikmati!’.
Tirai panggung perlahan mulai tersibak, dan hadirlah Silampukau dkk
memainkan lagu pertama berjudul ‘Bola Raya’. Lalu berturut-turut
mereka membawakan ‘Si Pelanggan’, ‘Balada Harian’, ‘Aku
Duduk Menanti’, dan ‘Malam Jatuh di Surabaya’. Semua lagu
mereka bawakan dengan instrumen tambahan yang membuat lagu-lagu
mereka semakin mempesona, ditambah akustik TIM sendiri yang
mengagumkan.
Lalu setelah lagu kelima dimainkan,
tirai tertutup untuk beberapa menit. Lalu beberapa saat kemudian,
tirai terbuka kembali, dan Kharis-salah satu dari kedua personel
Silampukau- menyapa penonton. ‘Kami merasa sangat terhormat bisa
tampil di gedung bersejarah ini.’ Lalu dia melanjutkan, ‘Kami
memang membawakan musik folk, dan sebagai musisi folk, kami merasa
berdosa bila kami tak membawakan dangdut’. Lalu pemain gendang
bernama Hari Muke Kapur dan penyanyi dangdut asli Indramayu, Ayu
serentak muncul di panggung, bersama-sama dengan Kharis dan Eki
membawakan lagu baru berjudul ‘Aduh Abang Sayang’. Ayu dan Hari
membawakannya dengan ceria dan gimmick-gimmick improvisasi yang
cukup mengundang gelak tawa penonton.
Lalu selepas jeda istirahat selama 10
menit, Silampukau kembali menghajar penonton dengan nomor-nomor
‘Berbenah’, ‘Cinta Itu’, ‘Bianglala’, ‘Lagu Rantau’,
‘Sang Juragan’, ‘Puan Kelana’, dan ‘Doa 1’. Di segmen
kali ini kedua personel lebih aktif berkomunikasi dengan penonton.
Mereka juga selalu bercerita tentang latar belakang dibuatnya lagu
yang akan dimainkannya.
Di awal lagu ‘Doa
1’, Eki sempat berseloroh ‘ini mungkin lagu terakhir untuk malam
ini ya teman-teman’. Setelah Doa 1 selesai dilantunkan, seluruh
penonton kompak meneriakkan Silampukau untuk memainkan beberapa lagu
lagi. Akhirnya Silampukau mengabulkan dan mereka memainkan lagu
‘Sampai Jumpa’ sebagai penutup konser. Persis dengan judulnya,
lagu itu jadi perpisahan Silampukau dengan penonton dalam
pertunjukan yang cukup singkat sebenarnya, hanya selama 1,5 jam. Namun cukup lama untuk menyaksikan bagaimana tonggak-tonggak musik indie nusantara terus berkibar dalam keterbatasan dan segmentasi selera yang tak kasat mata.
band fav ane saat ini. sayang kotaku tasikmalaya, gak akan mungkin musik berkualitas masuk ke kotaku
ReplyDeleteyakinlah suatu saat nanti mereka bakal ke tasik ko :)
DeleteBand nya asik2 kok, semoga bisa menjadi panutan deh Hanyakata
ReplyDelete