Semenjak kesuksesan Guardians Of The Galaxy
dan trilogi Iron Man, penggemar Marvel percaya bahwa Marvel mampu mengangkat
kisah ‘the unsung hero’ atau superhero yang kurang terkenal dalam komiknya ke
layar lebar dengan apik. Beda halnya dengan kisah Captain America dan Hulk yang
sudah cukup akrab di telinga kita-kita yang notabene bukan penggemar komik
Marvel. Dan di installment ke 19 kali ini Marvel Studios mencoba melakukan hal
yang sama untuk Ant Man. Mampukah Marvel Studios membawa Ant Man meraih cinta
para penggila Marvel sekaligus menyamai kesuksesan para pendahulunya?
Suatu ketika ada seorang ilmuwan bernama Hank
Pym(Michael Douglas) yang berhasil menciptakan sebuah serum yang dapat membuat
penggunanya mengecil jadi sebesar semut, tapi kekuatannya meningkat pesat. Di
tempat lain, seorang pencuri handal bernama Scott Lang(Paul Rudd) secara tidak
sengaja menemukan kostum Ant Man di rumah Hank yang dibobolnya. Akhrnya Scott
dan Hank harus bahu membahu untuk menjaga kerahasiaan teknologi Ant Man sembari
menghadapi musuh-musuh yang tak terduga.
Sebelum beranjak ke review filmnya, mari kita
bertanya ke diri kita sendiri, siapa sih Ant Man itu? Mayoritas dari kita
kemungkinan besar baru mendengar Ant Man semenjak dirilisnya film ini. Hayo
ngaku! Hehe. Akui sajalah, Ant Man memang tidak seheroik Captain America, tak
seflamboyan Iron Man, tak sebrutal Hulk, tak seanggun Black Widow, dan tak
seabsurd Guardians Of The Galaxy. Tapi percayalah, Ant Man bercerita dengan
gayanya sendiri. Bagi teman-teman yang masih skeptis dengan apa hebatnya Ant
Man, apakah kalian sudah menontonnya? Dan juga bagi yang tidak tertarik
menonton dengan alasan apa serunya menonton superhero imut bertarung di dunia yang mikroskopis,
cobalah untuk menontonnya. Karena sekali lagi, Ant Man mampu bercerita dengan
gayanya yang unik. Marvel kembali memberikan sentuhan komedi yang meledak-ledak, hampir mirip seperti apa yang dilakukan di Guardians Of The Galaxy. Hampir setiap 5 menit sekali tawa penonton meledak melihat tingkah laku tiga sahabat Scott yang sangat konyol, selain Scott sendiri tentunya.Selain itu Peyton Reed sang sutradara mampu membangun emosi
yang baik antara Scott dan Hank yang lebih seperti hubungan ayah dan anak.
Selain itu, hubungan penuh konflik antara Hank dan Hope(Evangeline Lily) sebagai
anak kandungnya Hank juga diberi porsi yang cukup.Cukup bila saya katakan
disini tiga kata yang paling pas menggambarkan Ant Man versi Paul Rudd yaitu:
slengean, kocak, dan cerdas.
Sulit untuk tidak cinta pada Ant Man setelah
menontonnya. Dan lucunya perasaan yang sama pun muncul ketika saya menonton
Guardians Of The Galaxy. Ini menunjukkan bahwa Marvel Studios makin mumpuni
dalam mengangkat kisah hero-hero kurang terkenal ke dalam filmnya. Sebuah
pertanyaan klise pun muncul. Apakah Ant Man bakal bergabung ke dalam tim
Avengers, setidaknya muncul sebagai peran kecil di film-film Marvel
selanjutnya? Karena itulah, jangan beranjak dari kursi Anda sebelum filmnya
benar-benar habis. Karena kali ini Marvel Studios ‘menghadiahi’ dua credit
scene sekaligus dalam satu film, yang sangat penting untuk eksistensi Ant Man dalam
Marvel Cinematic Universe nantinya. Segeralah Anda menonton Ant Man. Tidak ada
kata telat untuk menyukai Ant Man dan MCU pada umumnya, karena seperti kata
Scott, ‘Sorry I’m late, I was saving the world. You know how it is.’ Yaa, sambung-sambungin ajalah ya.
0 komentar:
Post a Comment