Film fiksi ilmiah yang bagus menurut saya
adalah film yang bisa memberikan hikmah dibalik semua kebohongan yang
terbungkus dengan dalil-dalil ilmu pengetahuan dengan baik. Film fiksi ilmiah
atau akrab disebut sci-fi harus membawa penonton percaya bahwa ilmu pengetahuan
bisa membawa manusia dan alam semesta pada umumnya ke level yang tidak pernah
dibayangkan sebelumnya. Dan itu sangat sulit tentunya, karena ilmu pengetahuan
yang sudah ada tentu saja tidak bisa diutak-atik dengan seenaknya sehingga
malah membuat penonton jadi bingung. Hmmm..Apakah ini yang terjadi dengan film
Interstellar?
Alkisah, suatu waktu di masa depan keadaan bumi semakin suram. Bumi tidak dapat
lagi menopang kebutuhan pangan umat manusia. Ladang padi sering rusak akibat
badai debu yang menerjang daratan. Cooper(Matthew McConaughey) yang merupakan
mantan pilot ujicoba NASA kini beralih profesi menjadi petani dan bersama bapak
tirinya, putranya Tom, dan putrinya yang berusia 10 tahun yang sangat cerewet,
Murph, tinggal di rumah sederhana di tengah-tengah ladang padi yang setiap hari
harus menghadapi masalah badai debu tersebut. Suatu saat, Cooper dan Murph
bepergian ke luar untuk menyelidiki masalah badai tersebut dan secara tak
sengaja menuntun mereka ke pangkalan NASA yang sangat rahasia pimpinan Profesor
Brand. Brand menjelaskan bahwa harapan manusia untuk tetap tinggal di bumi
merupakan usaha yang sia-sia, dan satu-satunya jalan adalah mencari planet baru
di luar alam semesta yang akan dijadikan koloni baru umat manusia. Untuk itu
Brand meminta Cooper mengikuti ekspedisi Endurance bersama Amelia(Anne
Hathaway) yang akan mempelajari tiga planet paling potensial yang sempat
didatangi oleh ekspedisi sebelumnya, Lazarus. Kini masa depan umat manusia ada
ditangan Cooper dan Amelia dapatkah mereka menyelesaikan misi nyaris mustahil
tersebut?
Jujur saja, saya sangat tergila-gila dengan
cara Christopher Nolan sang sutradara memadukan semua unsur sci-fi ke dalam
film ini dengan luar biasa, plus suasana amat emosional sepanjang film
bagaimana puluhan milyar umat manusia bergantung kepada kedua astronot yang
menghuni wahana Endurance tersebut. Konflik antara Cooper dan Amelia di
Endurance tentang pilihan sulit antara menyelesaikan semua misi tapi
mengorbankan ratusan tahun di bumi dimana yang jelas manusia keburu punah, atau
mengorbankan misi tapi menghemat waktu yang sangat berharga, saat mereka
berkunjung ke planet Miller, mereka memboroskan 23 tahun di bumi dengan hasil
yang nihil. Ataupun konflik antara
Cooper dan Murph, bapak dengan anak yang juga mengharukan hampir di sepanjang
film. Semua dikemas dengan apik. Tapi seperti yang saya singgung diatas, ilmu
pengetahuan jika terlalu diutak-atik dengan seenaknya maka akan membuat pusing
penontonnya, dan sialnya itu yang terjadi di Interstellar. Terutama saat Cooper
terjebak di ruang luar dimensi setelah terlempar dari lubang hitam dan dia
dapat melihat Murph beraktivitas dari balik tembok kamarnya, dan Interstellar
menjelaskan dengan cara yang tidak sederhana. Bahkan bagi saya yang pernah
menjuarai Olimpiade Astronomi saat SMP(maaf pamer) pun sulit untuk mencernanya.
Tapi menurut saya pribadi, overall sih keren banget, bisa menjadi film sci-fi terbaik tahun
ini. Namun, setidaknya saya bisa menyimpulkan bakal ada dua reaksi after-taste
menonton film ini:
1.
‘ANJIIING..Keren banget parah
parah, berasa di dunia fantasi aje, TOP DEH!’
2.
‘ANJIIING..watdefak banget lah,
ini pilem apaan sih?! Mana ada lubang hitam bisa ngisep-ngisep benda di luar
angkasa ngarang banget deh jir, makan aja lobang pantat gue tuh item!!!’
#maafkasar #akibatpergaulanjakarta
Kalau saya sih masih mendekati yang nomor
satu. Kalau kamu yang mana? :D
0 komentar:
Post a Comment