Streetwear Tour 2014, event besar dengan
konsep menggabungkan musik dan fashion ini, dihelat pada tanggal 23-26 Oktober
2014, di Parkir Timur Senayan.Acara ini diramaikan oleh 200 brand fashion dan
99 band dan musisi. Kebetulan, dari Kamis sampai Jumat, kami memiliki jadwal
kuliah yang padat dan lain-lain, sehingga kami memutuskan untuk datang ke acara
ini pada hari terakhir penutupan, yaitu hari Minggu. Alasan lain, karena di
hari penutupan, band-band yang ada di line up merupakan band-band terbaik yang meramaikan
Streetwear Tour kali ini, yaitu Payung Teduh, Superman Is Dead, Killing Me
Inside, Pandai Besi, dan headliner di acara Streetwear tahun ini, Tulus.
Pandai Besi in action minus Cholil.
Kami baru sampai di lokasi jam setengah tiga
dengan menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Tangerang Selatan. Sesampainya
disana, kami langsung berkeliling di berbagai booth untuk hunting baju yang
kami inginkan. Beberapa brand yang ternama juga ada disana, seperti Peter
Says Denim, Kambienk, Omar, dan lain-lain.
Pada saat yang sama, di Main Stage sudah bermain musisi yang baru-baru
ini melejit karena sering mengcover lagu dari musisi lain yaitu Yura. Dia
antara lain memainkan salah satu lagu favorit saya, yaitu Televisi dari Naif,
dengan style yang khas Yura tentunya.
Setelah memainkan sekitar 8 lagu, Yura turun panggung, dan salah satu
pengisi yang ditunggu-tunggu pada har i itu, Pandai Besi, naik panggung, dan
membuat para penonton yang tadinya adem ayem saat menonton Yura berhamburan ke
depan panggung. Namun, sayang sekali karena Pandai Besi tidak membawa sang
vokalis utama, yaitu Cholil a.k.a Thom Yorke-nya Indonesia karena berhalangan. Sebagai
gantinya, Pandai Besi membawa tiga vokalis ceweknya yang berkarakter falsetto.
Sore itu, Pandai Besi atau yang saya sering sebut ‘Efek Rumah Kaca upgraded
version’ membawakan 6 lagu, antara lain Debu Debu Beterbangan, Laki-laki
Pemalu, dan lagu terfavorit saya dari Pandai Besi, yang saya identikkan dengan
Indonesia Raya versi masa kini, Menjadi Indonesia.
Tata cahaya yang cetar membahana.
Disini yang patut diacungi jempol adalah tata
sound yang nyaris tanpa cacat dan tata lightning yang juga cukup memukau, yang
nantinya akan berpengaruh besar saat penampilan di malam hari. Selepas
penampilan Pandai Besi yang ciamik disertai riuh tepuk tangan penonton dan juga
diselingi celoteh duo MC yang gokil dan kocak setiap sehabis penampilan,
tibalah saatnya untuk bersenandung syahdu bersama Payung Teduh. Selain
pembawaan yang mellow, Is sang vokalis juga mahir berinteraksi dengan penonton,
kocak malahan. Selain itu, Is juga menyuruh seluruh penonton untuk duduk
bersila sambil menonton pertunjukan, sebuah pemandangan yang tidak biasa
memang. Cuaca sore yang temaram juga sangat mendukung penampilan Payung Teduh
hari itu. Mereka membawakan hits-hits andalannya, seperti ‘Resah’, ‘Angin
Pujaan Hujan’, ‘Berdua Saja’, dan ‘Untuk
Perempuan Yang Sedang Di Pelukan’.
Selepas penampilan Payung Teduh pertunjukan
dihentikan sementara karena break maghrib. Selepas break maghrib, ada SPANK,
band rock dari Jakarta, yang digadang-gadang bakal jadi the next big thing,
kata MC-nya. Meskipun skill individu mereka sangat mumpuni di atas panggung,
mereka tak bisa menaklukkan crowd yang memang dari awal ingin menonton Tulus
atau SID saja. Di saat yang sama, fans SID atau biasa disebut Outsiders mulai
menghambur ke area pertunjukkan. Mereka umumnya berpenampilan identik, urakan
dan sangar. Seumur hidup, saya belum pernah melihat populasi cowok-cewek
bertato dan bertindik sebanyak itu. Akibatnya jadi takut sendiri setiap berdiri
disebelah mereka. Padahal sebenarnya tidak apa-apa.
TULUS bersama band pengiringnya. Asoy.
Dan penampilan paling ditunggu-tunggu pun
akhirnya muncul. Yap, Tulus. Tak banyak basa-basi, dia langsung menghajar
penonton dengan lagu ‘Baru’ dan ‘Lagu Untuk Matahari’. Tulus memang menjadi
masternya dalam urusan cinta-cintaan. Buktinya, di sekitar saya begitu banyak
pasangan yang berangkulan dan bermesraan saat menonton Tulus. Tak sedikit pula
remaja wanita yang berteriak histeris, terutama saat Tulus menyanyikan reff
‘Jangan Cintai Aku Apa Adanya’. Selain itu, Tulus juga cukup komunikatif dengan
penonton. Dia juga membawakan hits-hits dari album perdananya, seperti
‘Sepatu’, ‘Sewindu’, ‘Teman Hidup’, dan lagu terbaru hasil kolaborasinya dengan Pongky Barata, ‘1000 Tahun Lamanya’. Penonton banyak yang kecewa ketika Tulus
menyanyikan encore, penampilan sekitar setengah jam lebih itu memang terasa
sangat sebentar untuk bintang sebesar Tulus. Tapi itulah adanya. The show must
be ended. Dan benar saja, selepas Tulus turun panggung, penonton yang
kebanyakan pasangan muda-mudi langsung bubar termasuk saya dan teman, dan
digantikan oleh gerombolan Outsiders yang tumpah ruah hingga keluar area.
Sayang sekali kami tidak bisa berlama-lama disini, padahal selanjutnya ada
Killing Me Inside dan tentunya Superman Is Dead.
Sekian liputan kami dari Streetwear Tour 2014.
Pokoknya, dua jempol buat acara yang super keren ini, moga-moga tahun depan
bisa lebih keren lagi. Keep rockin’ on, guys! You all are awesome!
0 komentar:
Post a Comment