Sinopsis
Melanjutkan dari film pertama, dimana Rama(Iko Uwais)
menjadi satu-satunya polisi yang selamat dari penyerbuan berdarah di gedung bos
narkoba Tama(Ray Sahetapy). Rama mengira dia bisa hidup normal. Namun nyatanya,
musuh-musuh yang dia hadapi di film pertama hanyalah sekumpulan ikan kecil yang
berenang di kolam yang jauh lebih besar, dunia kriminal Jakarta. Jakarta saat
itu dikuasai oleh dua organisasi kriminal yang masing-masing dikepalai
Bangun(Tio Pakusadewo) dan Goto(Kenichi Endo) dan satu lagi bos ‘kecil’ Bejo
(Alex Abbad) yang mulai diperhitungkan. Kini, Rama harus mengusung misi
menyusup kedalam salah satu organisasi tersebut, yaitu Bangun. Caranya, dia rela
ditangkap untuk bisa mendekati anak Bangun, Uco(Arifin Putra) yang dipenjara di
tempat yang sama.
Melihat begitu banyak review yang sudah saya baca di
blog-blog manapun, di sini saya tidak akan menulis hal yang sudah ditulis
ratusan kali. Sudah cukup diketahui bahwa film ini merupakan sebuah fenomena
baru di dunia action internasional, bahkan sutradara film Captain America The
Winter Soldier secara terang-terangan mengakui bahwa fight scene filmnya terinspirasi
dari The Raid, dan kritikus-kritikus internasional banyak yang memuji The Raid.
Saya menonton film ini saat kloter jam 9 malam, karena
kloter sebelumnya sudah ludes terjual. Bahkan, kloter yang terbilang sudah
larut malam itu, studio masih terisi lebih dari setengahnya. Waw, bela-belain
pulang jam 11 malam demi menonton film Indonesia, sesuatu yang mungkin belum
pernah terjadi sebelumnya.
Dan sudah ditebak, belum apa-apa saya sudah disuguhi adegan
kepala meledak, belum lagi fight scene di lapangan berlumpur penjara yang
sangat memukau, orisinil. Seperti yang sudah disebutkan di blog-blog review
terkenal, setelah menonton ini, 3 hal yang paling anda ingat setelah keluar
studio adalah mud, car, dan kitchen. Sekadar spoiler saja, ketiga kata itu
adalah lokasi pertarungan paling memesona yang ada di film itu. Hehehe.
Dan, dibandingkan film pertama, The Raid 2 memberikan porsi
cerita yang lebih padat pada para penontonnya. Bayangkan saja, kang Yayan
Ruhian yang disini berperan sebagai Prakoso, kaki tangannya Bangun bisa
memainkan drama yang cukup menyayat hati, meski pada akhirnya jualan utama
aktingnya adalah bak-bik-buk juga. Tapi yang paling mengejutkan disini adalah
Arifin Putra yang memerankan Uco, bisa berakting dengan begitu luar biasanya,
kalau tak bisa dibilang fantastis. Mungkin yang Anda ingat dari dia adalah acting
memesonanya di Rumah Dara, tapi percayalah, aktingnya di The Raid 2 jauh lebih
memukau.
Dari sekian banyak pujian yang saja cantumkan diatas, ada
beberapa hal yang seharusnya menjadi pertimbangan pembuat film untuk memperbaiki
film selanjutnya.Pertama, banyak adegan-adegan yang menurut saya tidak perlu ada di
film ini. Contohnya, adegan saat Uco dengan Rama berada di diskotik, dengan Uco
sedang mabuk dan menghina dan merendahkan cewek-cewek ‘liar’ disana. Adegan ini cukup banyak menyita durasi. Syukurlah bagi saya, sebelum chase car
scene berlangsung, ada adegan tarian tradisional khas Jakarta(gak tau namanya
#plakk), dan penggunaan senjata tradisional khas Minangkabau, karambit, yang
digunakan the Assassin. Lumayan lah, ada keindonesiaannya. Kedua, penggunaan kata saya, aku,
gue, lo, kamu yang tidak konsisten juga mengganggu jalannya cerita.
Dan yang terakhir, mungkin yang paling penting adalah
semakin vitalnya peran Iko Uwais dari waktu ke waktu. Walaupun dalam film ini
peran sentralnya sedikit tertutupi oleh kehadiran Hammer Girl(Julie Estelle),
Baseball Bat Man(Very Tri Yulisman), dan The Assassin(Cecep Arif Rahman,
favorit saya) yang menjadi idola penonton, tetapi tetap saja film ini menjadi
Rama-sentris. Melihat Rama begitu perkasa membantai semua
lawan-lawannya saat ending(ups, spoiler!), mengingatkan saya pada film-film Rambo ataupun
superhero yang begitu menvitalkan sosok utamanya, yang tak mungkin terkalahkan.
Saya cemas apabila di film-film selanjutnya, The Raid bakal semakin
Rama-sentris, yang tak terkalahkan seperti halnya Rambo. Beruntung pula film
ini memiliki sosok mengejutkan bernama Uco, yang sangat mempengaruhi jalannya
cerita, sehingga istilah ‘Rama-sentris’ tidak sampai begitu kentaranya di film
ini.
Yang pasti, film ini sangat fantastis, dan sangat layak
untuk dijadikan film action terbaik
tahun ini. Amin!
Akhirnya, Film Transformers Terbaru Mulai Diproduksi
ReplyDelete