THE SIGIT masih merupakan band pengusung rock n roll
terdepan di Indonesia saat ini. Terbukti, dengan rilisnya album penuh kedua
mereka Detourn yang rilis 21 Maret yang lalu. Rentang yang terlalu jauh antara
album pertama mereka, Visible Idea Of Perfection (2007) dengan Detourn, yang
hanya ditengahkan oleh mini album Hertz Dyslexia(2009), membuat Detourn terasa
lebih berat, bewarna, dan variatif. Band asal Bandung yang digawangi Rekti(vocal/gitar),
Farri(gitar), Aditya(bas), dan Donar(drum)
ini memang sudah naik ke level yang jauh berbeda dengan band-band
sejenis lainnya di Indonesia, seperti The Changcuters, Speaker First, The
Brandals, bahkan sejak era Visible Idea Of Perfection. Dan Detourn telah
mengukuhkan status mereka sebagai salah satu band Indonesia berskill internasional,
atau menurut istilah saya band lokal rasa interlokal. Berikut ini review per
lagu.
1.
Detourne
Track pembuka ini diawali dengan bunyi-bunyian gereja yang
angker dan menyeramkan. Namun, selanjutnya langsung dihajar dengan riff-riff
cepat ala The SIGIT. Lalu diakhiri dengan liukan nada entah dari saxophone atau
clarinet, entah, tapi menjadi warna yang mengasyikkan dalam music baru The
Sigit, Sangat cocok jadi track pembuka album ini.
2.
Let the Right One In
Lagu yang kuno. Masih terdapat sisa-sisa rasa Visible Idea
Of Perfection. Dengan reff yang sederhana dan mudah diingat, wajar saja kalau
track ini ditempatkan sebagai single pertama.
3.
Tired Eyes
Semacam lagu kefrustasian. Mendapatkan warna Metallica dari
melodi gitarnya Rekti. Lagu yang sangat mengasyikkan, dengan reff yang catchy,
dan Farri yang bersolo gitar plus effect di dua menit terakhir.
4.
Son of Sam
Biasa saja. Tak ada yang istimewa dari lagu ini. Bisa
dibilang lagu ini adalah track terburuk dalam album ini.
5.
Gate Of
15th
Kental dengan nuansa Avenged Sevenfold, menurut saya.
Terutama vocal Rekti dan background singernya. Lagu yang lebih cocok dimasukkan
dalam single pertama, dibandingkan Let the Right One in.
6.
Owl and Wolf
Mengingatkan pada Live in New York dan All the Time di
Visible Idea Of Perfection. Hanya saja dengan lirik yang jauh lebih kelam dan
sedih. Sempat terdengar agak membosankan karena durasinya 5 menit kurang, track
ini menjadi jeda yang baik untuk mendengarkan track-track setelahnya yang
kembali keras.
7.
Black Summer
Sangat kental dengan eranya AC/DC. Salah satu lagu
ter-catchy untuk didengarkan dalam album ini.
8.
Red Summer
Diawali dengan suara-suara aneh selama 1 menit, tapi
selanjutnya terdengar lebih baik. Memiliki reff yang
mirip dengan Let the right
one in.
9.
Ring Of Fire
Lagu favorit kedua saya di album ini. Mengawali dengan tempo
lambat, Lagu yang bercerita tentang Indonesia yang subur dan diberkati dengan pegunungan berapi(sesuai namanya), dengan lirik yang tajam dan kritis.
10.
Cognition
Lagu yang berasa sama dengan Gate Of 15th.
11.
Conundrum
Ini dia lagu favorit saya, atau bisa dibilang lagu terbaik
dalam album ini. Saya pun heran, kenapa lagu ini ditempatkan sebagai track
terakhir dalam Detourn. Dengan pembuka yang terkesan misterius, lalu beranjak
ke tempo sedang, lalu kembali ke lambat-misterius pada pertengahan, dan ditutup
dengan riff-riff kencang khas Let the Right One In, hanya jauh lebih baik. Lagu
yang brillian namun ditempatkan di posisi ‘tidak brilian’ dalam album ini.
Track terakhir.
Secara keseluruhan, bagi pendengar yang hanya menganggap
Visible Idea Of Perfection sebagai album-nya ‘The SIGIT banget’, sepertinya
bakal kecewa dengan album ini. Tapi ingat, The SIGIT bukan band biasa. Seperti
halnya Muse yang melakukan lompatan penting dalam album The Resistance(2009)
setelah kecermelangan Black Holes &Revelations(2006), The SIGIT melakukan
hal yang sama. Dan ini membuktikan bahwa Rekti dkk tidak hanya bisa main rock
&roll, mereka juga bisa melakukan hal yang lain dengan sama bagusnya.
Rating: 3,5/5
Tanggal rilis: 21 Maret 2013
Label : FFWD Records
Studio: Massive Studio Bandung
gak beda jauh lah pendapat kita bro, juara lah pokoknya the sigit! haha
ReplyDeleteYoii The Sigit ga ada matinya haha
Delete