Semenjak kejadian itu,
aku dan dia menjadi lebih dekat. Sesekali dia menanyakan pelajaran yang dia tak
paham ke diriku. Aku, yang memang cukup pintar di kelas, dengan senang hati
mengajarinya sampai mengerti. Aku senang, dia pun kayaknya senang, sejauh ini.
Namun, setelah beberapa
lama hal itu terjadi, aku malah sering menangkap kering dia sedang memandang
Tito. Entah kenapa, padahal tak ada yang salah dengan Tito. Dia masih suka
pakai celana, kok. Oh, bukan. Bukan itu. Ada sesuatu yang lain dengan Tito.
Suatu saat, saat aku
sedang asyik mengajari si dia tentang trigonometri, Tito kemudian berjalan di
samping kita berdua. Dengan muka yang lusuh, membenamkan diri di kursinya, lalu mengambil
gitar yang ada di sebelahnya. Dia pun memainkan lagunya, sembari masih belum
menyadari keberadaan kita berdua.
~Ada yang lain dimatamu~
~Yang memaksaku untuk bilang~
~Aku sayang padamu~
Dengan seksama. Yap, Tito
memainkannya tanpa rasa canggung, tak seperti biasanya. Dia pun tenggelam dalam
dunianya sendiri.
Semenjak kejadian itu,
sepertinya wanita itu mulai penasaran dengan Tito. Segala gerak-gerik Tito mulai diperhatikannya.
Tapi, ada yang lain dengan diriku. Perasaanku. Aku tidak rela dengan itu semua.
Aku gak rela Tito begitu diperhatikan sama cewek itu. Oh, fucking shit.
Jangan-jangan.
Aku gak bisa membohongi perasaanku. Aku mulai....err....naksir
sama dia. Bukan, bukan sama Tito. Aku naksir sama DIA, cewek itu.
Aku pun mengingat-ngingat
lirik lagu Jamrud yang dinyanyikan Tito itu. Ada yang lain dimatamu,yang memaksaku ‘tuk bilang, aku sayang padamu..
Itu dia jawabannya!
Kenapa aku mulai ehm....naksir sama dia. Karena, ada sesuatu yang indah di
matanya, yang tak pernah dilihat sebelumnya. Tatapannya, bulu matanya, kelopak
matanya, semuanya menjadi satu. Ah, betapa indahnya.
Bersambung
Next Post:
Lagu yang terakhir bag 3
.
0 komentar:
Post a Comment