Mate, pemilukada Jakarta bentar lagi kelar nih! Bagaimana pilihan
teman-teman? Fauzi Bowo-kah, Jokowi kah? Siapapun itu, saya akan menyiapkan
panduan super dalam memilih calon gubernur yang pas menghadapi pemilukada kali
ini. Checkidot broow.
1. Fauzi Bowo
Masih ingatkah sosok berkumis tebal yang selalu mengingatkan
kita pada ikan lele di empang ini? Oke, lupakan. Fauzi Bowo ini adalah cagub
yang berusaha mempretahankan jabatannya sebagai gubernur DKI selama periode
2007-2012 ini. Nah, sosok yang selalu tersenyum ini memiliki visi dan misi yang
tak jauh beda dibanding apa yang dia lakukan di pilgub sebelumnya. Dulu kan,
dia pake semboyannya yang terkenal, yaitu ‘Coblos Kumisnya!’, sekarang sudah
tidak lagi. Mungkin, sekarang mah semboyannya ‘Coblos Putingnya!’ kali yah.
Hehehehe. Eh, bentar dulu. Ini pilgub apa mau nindik tete?
PS: Sekarang, semboyannya Pak Foke adalah ‘Berpengalaman dan
Mengerti Jakarta’. Baru liat tadi di iklan.
# Keunggulan
Fauzi Bowo ini sudah cukup berpengalaman dalam mengasuh kota
Jakarta. Pengalamannya selama 5 tahun, saya kira sudah cukup untuk memajukan
kota Jakarta. Program-programnya pun menarik. Salah satunya yaitu program
menggratiskan biaya kesehatan, itu loh si ibu-ibu yang suka nampang di iklan TV
itu. Selain itu, karena kumisnya yang mirip Jusuf Kalla juga menjadi keunggulan
lain dari Pak Foke(panggilan akrab Fauzi Bowo). Walau nggak penting, tapi
lumayan lah buat nambah-nambah alasan mengunggulkan Pak Foke. Hehehe.
#Kekurangan
Kekurangan Pak Foke terletak pada kumisnya(lagi-lagi
kumis!). Kenapa? Karena kumisnya yang
lebat, bisa-bisa orang mengiranya sebagai ketek yang numbuh di muka. Ini
penting bagi kewibawaannya loh! Coba aja kita melihat ada orang berwajah ketek
lagi jalan, bawaannya pasti pengen nimpuk pake deodorant. Sak my bol! Mana ada
gubernur yang mau ditimpuk sama deodorant pas lagi kampanye?
2. Hendardji Soepandji
Nah, mari kita loncat ke cagub berikutnya. Yaitu, Hendardji
Soepandji. Beliau ini adalah mantan pejabat militer di TNI. Mantep kan?
Jarang-jarang nih ada jenderal yang mencalonkan diri jadi gubernur. Yang
menarik, semboyannya untuk menghadapi pilgub kali ini adalah ‘JAKARTA JANGAN
BERKUMIS!’ OOH MEN. Ini bener-bener
parah. Scumbag. Baru kali ini saya mendengar ada seorang cagub berkonfrontir
langsung dengan cagub lainnya dengan perang semboyan. Seperti kita tahu, Fauzi
Bowo kan sudah memakai semboyan ‘Coblos Kumisnya!’, lalu dilawan dengan
‘JAKARTA JANGAN BERKUMIS!’ . It’s epic, mate. Kalau nggak salah sih, berkumis
itu singkatan dari kata-kata berak, kumuh, dan miskin. Jadi, Hendardi Soepandji
berjanji gak akan berak, kumuh, dan memiskinkan rakyat. Oke, yang bagian ‘ber’
saya bercanda. Tapi, ini epic bro. Jarang-jarang ada pilgub calonnya adu
semboyan kayak gini.
PS: Kata ‘ber’ aslinya singkatan dari ‘berantakan’, bukan ‘berak’
ya.
#Keunggulan
Keunggulan Pak Hendardi terletak pada pengalamannya sebagai
jenderal di tubuh TNI. Dengan bermodalkan wajah yang teduh dan kalem, dia bisa
mencerminkan wataknya yang sabar dan dekat dengan rakyat, sementara latar
belakangnya itu menjadikan dia sebagai sosok yang keras dan teguh pada
pendirian. Berbanding terbalik, tapi saling melengkapi. It’s extraordinary.
#Kekurangan
Mungkin, kekurangan Hendardi Soepandji terletak pada
kemampuan berbicara yang sepertinya masih dibawah kandidat cagub lainnya. Ini
terlihat pada debat cagub di TVOne beberapa waktu yang lalu. Dia mungkin
berbicara, tapi kurang bisa meyakinkan orang yang dihadapinya, termasuk saya.
Pak Hendardi terkesan seperti mengumbar janji belaka, padahal saya yakin tidak.
3. Joko Widodo
Ini dia, calon gubernur yang paling kita tunggu-tunggu. Joko
Widodo, yang akrab dipanggil Jokowi. Doi adalah mantan gubernur kota Solo, dan
sempat menjadi kandidat walikota terbaik di dunia, sebelum akhirnya kalah. TERBAIK
DI DUNIA, gitu loh. Saya juga gak tahu, alasan apa yang bakal bisa membuat
Jokowi gagal menjadi gubernur DKI Jakarta. Tapi, itu soal lain.
#Kelebihan
Kelebihan Jokowi, terdapat pada kebiasaannya memakai baju
kotak-kotak(si kumis lebat sama si jenderal udah pengalaman, masa si Jokowi
pengalaman lagi?). Walau aneh, tapi yuk kita telusuri.
Baju motif kotak-kotak itu sangat identik dengan sarung. Dan
sarung? Huffftt….nyata-nyata sangat identik dengan…DISUNAT. Menyeramkan sekali,
kawan!! Jelas sekali, konspirasi dibalik
baju kotak-kotak Jokowi. Bahkan, para pendukungnya sendiri pun ikut-ikutan pake
baju kotak-kotak. Kelebihannya? Tentu
saja, pedagang baju kotak-kotak bakalan laku keras. Konspirasinya? Nggak tau.
#Kekurangan
Kekurangan Jokowi terletak pada kedekatannya yang terlalu
intim pada rakyat. Bayangkan saja, setiap hari kita dicekoki berita2 Jokowi
sedang bercengkrama dengan rakyat dengan intimnya, di fasilitas umum macem
busway, dll. Sangat jarang cagub bisa sedekat itu sama rakyat. Saya curiga, jangan-jangan dia adalah rakyat
beneran. Jangan-jangan, dia adalah titisan Joko Anwar. Jangan-jangan….ahh..
mimin nggak sanggup lagi. Bukan asal tedeng aling-aling ya, tapi jangan mudah
tertipu oleh iklan, kawan.
Udah dulu yaah… postingan tergoblok dan tersesat ini. Bagi semua
cagub yang ada di postingan ini, Pak Foke, Pak Hendardi, sama Pak Jokowi,
maksud saya bukan macem-macem kok. Saya hanya ingin meramaikan pemilukada kota
Jakarta saja. V-peace bro! (terjemahan: pipis teman!).
Untuk 3 kandidat lain, saya akan lanjutkan di postingan
berikutnya. Stay tune brow!!
0 komentar:
Post a Comment